Bagaimana Cara Hidup Sehat Sampai Tua, Bebas penyakit, dan mengetahui pertolongan pertama ketika anda sakit - Simak Di Sini. ! Karena Hidup Akan Lebih Terasa Indah Jika Anda Sehat

HIDUP SEHAT DENGAN GADGET

Pertolongan Pertama Pada Penderita Penyakit Alergi Gatal - Gatal Urtikaria ( Biduran atau Kaligata)

Pertolongan Pertama Pada Penderita Penyakit Alergi Gatal - Gatal Urtikaria ( Biduran atau Kaligata)

Mencari Tahu Cara Pertolongan Pertama Pada Penderita Penyakit Alergi Gatal - Gatal Urtikaria ( Biduran atau Kaligata)

Jika gatal tersebut terus didiamkan biasanya akan timbul permasalahan lain yang lebih serius seperti jamuran, kadas, bidur dan penyakit kulit lainnya. Jika gatal tersebut terus didiamkan biasanya akan timbul permasalahan lain yang lebih serius seperti jamuran, kadas, bidur dan penyakit kulit lainnya. Biasanya Penyakit biduran atau kaligata yang ditandai dengan kulit bentol (menimbul) kemerahan dengan batas tegas dan terasa sangat gatal, ketika ditekan akan berwarna putih atau kekuningan, ketika dilepas merah lagi. Biduran ini sangat menganggu karena rasa gatal yang ditimbulkannya, oleh karena itu ketahuilah cara mengobati biduran agar hilang dengan tuntas.


Cepatlah lakukan antisipasi terhadap gatal yang anda derita. Pahami efek apa yang ditimbulan dari gatal tersebut. Jika gatal tersebut membuat kulit anda iritasi, mengelupas, bentol atau di barengi dengan rasa panas maka sebaiknya anda cepat-cepat melakukan tindakan.

Cara alternatif Untuk mengatasi Penyakit Alergi Gatal - Gatal Urtikaria ( Biduran atau Kaligata) bisa di sembuhkan dengan mengkonsumsi vitamin obat-obatan tradisional, keterangan lebih lanjut bisa cek jenisnya


Berikutnya dapat anda Lihat lebih lengkap, silahkan anda : 

Bidura misalnya, merupakan salah satu penyakit gatal yang di sebabkan karena alergi terhadap lingkungan dengan suhu yang tinggi atau juga suhu rendah dan makanan. Karena beberapa penderita biduran ada yang mengalami karena cuaca dingin dan ada juga yang biduran karena suhu yang panas. Untuk mengatasi penyakit biduran ini sebaiknya anda bisa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter kepercayaan anda. Rekomendasi medis merupakan salah satu hal yang patut di dengarkan karena biasanya penyakit bidur membawa penyakit gatal lain timbul maka sebaiknya anda mengatasinya dengan tepat.

Biduran atau dalam istilah medis disebut sebagai urtikaria ada yang berlangsung singkat (hanya sebentar) disebut sebagai urtikaria akut namun adapula yang berlangsung lama tak hilang-hilang atau hilang timbul disebut urtikaria kronik. Keduanya sama-sama menimbulkan gatal dan ketidaknyamanan sehingga harus diobati dengan tuntas. Namun, sebagian besar kasus urtikaria ternyata tidak memerlukan pengobatan karena gejala yang timbul biasanya ringan dan sering membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Akan tetapi jika Anda tidak mau menunggu lebih lama atau ingin biduran cepet sembuh maka inilah cara mengobati biduran yang Anda butuhkan

Pertolongan Pertama pada Penderita penyakit Alergi Kulit gatal - gatal atau biasa kita sebut biduran dan kaligata, obati dengan cara alami dan sampai tuntas, sehingga tidak kambuh lagi, Lihat obat alaminya dengan cara :


Jika anda terbiasa dengan pengobatan medis atau dengan obat - obatan kimia, maka berikut ini kami uraikan kepada anda cara mengatasi  Penyakit Alergi Gatal - Gatal Biduran atau Kaligata ini dengan obat dokter.

Mengobati Urtikaria Akut, Solusi pertama karena bekerja cepat meredakan gatal dan kemerahan adalah dengan cara minum obat biduran, antara lain Antihistamin ini akan memblokir efek histamin yang menimbulkan biduran, sehingga membantu menghilangkan rasa gatal dan mengurangi ruam atau kemerahan. Baca terlebih dahulu dosis, kontraindikasi dan efek sampingnya karena sebagian antihistamin dapat menyebabkan efek ngantuk Obat ini akan diresepkan oleh dokter untuk pemakain yang singkat dengan dosis tinggi contohnya prednison, metil prednisolon, dan dexametason. Kortikosteroid ini dapat mengatasi biduran dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga gejala urtikaria akan menjadi ringan.

Penggunaan kortikosteroid biasanya hanya 3 - 5 hari. Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan berbagai efek samping dan komplikasi, seperti  tekanan darah tinggi  (hipertensi), glaukoma,  katarak dan  diabetes (atau dapat membuat diabetes menjadi buruk.

Cara mengobati biduran yang berkepanjangan (kronis) atau sering hilang timbul akan lebih kompleks, karena selain mengobati biduran yang masih berlangsung harus berusaha juga menghindari pemicu yang membuat biduran menjadi lebih buruk atau kambuh lagi. Jika Anda memiliki urtikaria kronis dan angioedema (pembengkakan lapisan kulit yang lebih dalam), Anda mungkin akan dirujuk ke dokter kulit (spesialis kulit). Karena angioedema berpotensi lebih serius dan dapat menyebabkan sesak napas akibat pembengkakan saluran nafas.

Obat Biduran Kronis : Antihistamin

Urtikaria kronis juga diobati dengan antihistamin. Mungkin obat ini harus selalu Anda sediakan selama gejala berlangsung. Peningkatan dosis mungkin dianjurkan jika biduran tak kunjung membaik. Namun, hal ini hanya boleh dilakukan atas instruksi dari dokter yang bertanggung jawab atas perawatan Anda.Jenis antihistamin yang lebih baru yang disebut antihistamin rupatadine telah terbukti efektif dalam mengobati kasus biduran yang lebih parah yang tidak mempan terhadap antihistamin lainnya.

Menthol cream dapat digunakan sebagai alternatif atau di samping antihistamin karena membantu meringankan rasa gatal.

Tablet kortikosteroid Terkadang, urtikaria yang lebih serius dapat diobati dengan dosis singkat tablet kortikosteroid, seperti prednisolon. Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan oleh kortikosteroid meliputi peningkatan nafsu makan dan berat badan, perubahan suasana hati dan sulit tidur (insomnia). Penggunaan kortikosteroid jangka panjang pada urtikaria kronik tidak dianjurkan karena efek sampingnya yang berbahaya.

Antagonis reseptor leukotrien adalah jenis obat yang dapat membantu mengurangi kemerahan dan pembengkakan akibat biduran. Obat biduran ini bisa menjadi alternatif pengobatan jangka panjang sebagai pengganti tablet kortikosteroid karena obat ini tidak memiliki risiko efek samping seperti steroid. Obat ini jarang menimbulkan efek samping dan relatif ringan, seperti sakit kepala dan mual.

Dalam sekitar dua-pertiga kasus, obat yang disebut siklosporin telah terbukti efektif dalam mengobati biduran. Siklosporin bekerja dengan cara yang mirip dengan kortikosteroid, yakni menekan efek sistem kekebalan tubuh yang membahayakan. Efek samping dari siklosporin meliputi: Tekanan darah tinggi  (hipertensi), Masalah ginjal, Peningkatan kadar  kolesterol darah, Sakit kepala, Gemetar involunter  tremor Karena banyaknya efek samping obat siklosporin, maka Anda harus mendiskusikannya secara menyeluruh dengan dokter sebelum mulai menggunakannya.

Untuk biduran yang tidak mempan terhadap  antihistamin, ada obat baru yang lebih ampuh, yaitu omalizumab. Omalizumab diberikan melalui suntikan dan diperkirakan dapat mengurangi antibodi yang terkait dengan urtikaria. Narrowband ultraviolet B (NUVB) adalah pengobatan urtikaria dengan cara menyinari daerah kulit yang biduran dengan sinar ultraviolet energi tinggi. Diet atau Makanan juga memiliki pengaruh terhadap biduran atau urtikaria kronik. 
Ada dua kelompok bahan kimia dalam makanan yang dapat memicu urtikaria pada beberapa orang yaitu  amino vasoaktif dan salisilat. Oleh sebab itu Menghindari atau mengurangi makanan yang mengandung bahan kimia ini dapat membantu mengatasi gejala biduran. Makanan yang mengandung amina vasoaktif yang dapat menyebabkan pelepasan histamin meliputi: kerang – kerangan, tomat, ikan, coklat, nanas.

Salisilat adalah senyawa alami seperti aspirin yang ditemukan dalam berbagai makanan yang berasal dari tumbuhan.  Makanan yang mengandung salisilat yang harus dibatasi meliputi: bumbu-bumbu, jus jeruk. Jika Anda tahu apa yang menjadi pemicu biduran atau yang menyebabkannya bertambah parah, maka menghindari pemicu dapat membantu mengendalikan biduran. Dintara contoh pemicu biduran seperti  alkohol dan kafein dapat dengan mudah dihindari. Jika menurut perkiraan Anda ada obat tertentu yang dapat memicu biduran, maka hubungilah dokter yang meresepkannya. Selain itu stres juga dapat memicu biduran, namun menghindari  stres dapat lebih sulit, terutama jika biduran itu sendiri malah membuat Anda lebih stres. Banyak pula diantara yang mengalami biduran dipicu oleh udara dingin, oleh karena itu jika memang dingin menjadi pemicu biduran maka untuk mengatasinya ciptakanlah suhu ruangan yang hangat atau mandi dengan air hangat. 


Namun terlepas dari hal di atas jika anda sudah berkonsultasi dengan dokter namun ingin menggunakan pengobatan herbal non medis maka beberapa bahan ramuan di bawah ini bisa anda racik dan digunakan sebagai obat mengatasi biduran.

Bahan-bahan obat yang sebaiknya anda persiapkan adalah :

    25 gram meniran
    10 gram kayu manis

Cararanya dengan menumbuk halus semua bahan tersebut sampai halus lalu kemudian seduhlah dengan air panas, tunggu sampai hangat atau tidak terlalu panas lalu minumlah ramuan tersebut. Anda dapat mengulangi secara rutin dua kali sehari di pagi dan malam hari sebelum tidur.

Untuk mencegah penyakit bidur dan gatal kembali menyerang anda maka sebaiknya konsumsilah ramuan tersebut untuk beberapa waktu sampai anda benar-benar tidak merasakan gatal lagi saat mengkonsumsi makanan pantangan atau suhu pantangan anda. Usahakan lebih banyak memakan sayuran, buah papaya dan lainnya yang mengandung vitamin karena vitamin tidak diproduksi didalam tubuh.

Demikianlah beberapa penjelasan tentang cara mudah mengatasi gatal secara cepat dan alami dengan ramuan herbal tanaman obat. Semoga informasi ini dapat membantu anda mengatasi permasalah penyakit gatal yang anda derita.


Catatan : Penggunaan semua obat kimia di atas harus dengan Resep Dokter !


Keterangan :

Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Istilah antihistamin dapat digunakan untuk menjelaskan antagonis histamin yang mana pun, namun seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk kepada antihistamin klasik yang bekerja pada reseptor histamin H1.

Antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen (penyebab alergi), seperti serbuk sari tanaman. Reaksi alergi ini menunjukkan penglepasan histamin dalam jumlah signifikan di tubuh.


Terdapat beberapa jenis antihistamin, yang dikelompokkan berdasarkan sasaran kerjanya terhadap reseptor histamin.

Antagonis Reseptor Histamin H1

Secara klinis digunakan untuk mengobati alergi. Contoh obatnya adalah: difenhidramina, loratadina, desloratadina, meclizine, quetiapine (khasiat antihistamin merupakan efek samping dari obat antipsikotik ini), dan prometazina.


Antagonis Reseptor Histamin H2

Reseptor histamin H2 ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah meningkatkan sekresi asam lambung. Dengan demikian antagonis reseptor H2 (antihistamin H2) dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung, serta dapat pula dimanfaatkan untuk menangani peptic ulcer dan penyakit refluks gastroesofagus. Contoh obatnya adalah simetidina, famotidina, ranitidina, nizatidina, roxatidina, dan lafutidina.


Antagonis Reseptor Histamin H3

Antagonis H3 memiliki khasiat sebagai stimulan dan memperkuat kemampuan kognitif. Penggunaannya sedang diteliti untuk mengobati penyakit Alzheimer's, dan schizophrenia. Contoh obatnya adalah ciproxifan, dan clobenpropit.

Antagonis Reseptor Histamin H4

Memiliki khasiat imunomodulator, sedang diteliti khasiatnya sebagai antiinflamasi dan analgesik. Contohnya adalah tioperamida.

Beberapa obat lainnya juga memiliki khasiat antihistamin. Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan antipsikotik. Prometazina adalah obat yang awalnya ditujukan sebagai antipsikotik, namun kini digunakan sebagai antihistamin.

Senyawa-senyawa lain seperti cromoglicate dan nedocromil, mampu mencegah penglepasan histamin dengan cara menstabilkan sel mast, sehingga mencegah degranulasinya



--> SELANJUTNYA


Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis.

Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.