Bagaimana Cara Hidup Sehat Sampai Tua, Bebas penyakit, dan mengetahui pertolongan pertama ketika anda sakit - Simak Di Sini. ! Karena Hidup Akan Lebih Terasa Indah Jika Anda Sehat

HIDUP SEHAT DENGAN GADGET

Pertolongan Pertama Pada Wanita Yang Ingin Melahirkan Darurat

Pertolongan Kepada Wanita Yang Hendak Melahirkan

MENCARI TAHU PERTOLONGAN PERTAMA PADA WANITA YANG INGIN MELAHIRKAN

Terkadang kala Peristiwa persalinan harus dipandang sebagai proses fisiologik yang normal dimana sebagian besar ibu akan mengalaminya persalinan tanpa komplikasi, ketika di dalam perjalanan menuju sarana kesehatan (rumah bersalin atau rumah sakit), proses persalinan telah berlangsung atau bisa juga terjadi ibu tersebut merasa belum waktunya untuk bersalin tetapi tanda-tanda persalinan sudah datang dengan tiba-tiba.Hal ini adalah wajar karena tidak tertutup kemungkinan persalinan bisa maju dari waktu yang diperkirakan, oleh sebab itu di harapkan para suami membaca artikel ini supaya ketika persalinan darurat itu terjadi pada anda maka anda dapat mengatasi kepanikan anda. Karena Bisa dibayangkan betapa cemas dan gugupnya bagi orang awam yang hendak menolong persalinan tersebut, selain karena rasa tegang juga adanya rasa tidak percaya diri untuk membantu persalinan. Bagi penolong persalinan dibutuhkan ketenangan karena selain sebagai support moril, juga akan membuat ibu yang hendak bersalin menjadi merasa nyaman dan bagi si penolong menjadi lebih bisa berpikir dengan logis.

Sebelum anda terjebak dalam penanganan melahirkan darurat, sebaiknya anda harus mengetahui tanda-tanda gawat ibu hamil akan melahirkan, yaitu :

1 .Peningkatan denyut nadi, atau malah melemah.
2. Menurunnya tekanan darah.
3. Nafas cepat dan dangkal.
4. Dehidrasi karena muntah dan diare tiada henti serta gelisah.

Bila ke empat itu di atas sudah terjadi, orang di sekitar ibu hamil harus tanggap dan langsung dibawa ke rumah sakit.

Persalinan macet, adalah salah satu tanda terjadinya kelahiran secara darurat. Ini bisa dilihat tandanya yakni ibu yang akan melahirkan tampak lelah dan lemah, kontraksi tidak teratur tapi kuat, dilaktasi serviks lambat atau tidak terjadi, tidak terjadi penurunan bagian bawah janin walaupun kontraksinya sangat kuat, timbul rasa nyeri hebat, dan kontraksi uterus yang terlalu kuat atau terlalu sering namun tak terjadi pembukaan yang signifikan.

Apa yang harus dilakukan pada kondisi ini? Bidan sebaiknya dipanggil jika pasien mulai mulas/ketuban pecah. Bidan  atau dokter yang sudah terlatih, sebaiknya menggunakan partograf dan catatan persalinan serta memperoleh identifikasi presentasi abnormal. Tanggap jika his terlalu kuat, lemah sekali atau cepat. Jaga ibu dalam kondisi itu agar tak sampai mengalami dehidrasi. Menganjurkan pasien banyak jalan-jalan, mintalah sering buang air kecil selama proses persalinan, karena kandung kemih penuh akan memperlambat penurunan bayi dan membuat tak nyaman si ibu.

Penanganan melahirkan darurat pada persalinan macet harus diawasi dengan seksama. Bila bisa ditangani oleh bidan dengan melakukan episiotomi (pengguntingan) saat persalinan akibat macet atau istilah kedokterannya adalah  ‘distosia’ , maka mintalah suami atau dua orang lain untuk membantu lutut ibu menekuk dan tertekan mantap didada dalam keadaan terlentang. Jika vagina panas, kurangnya cairan ketuban, dan his tiba-tiba berhenti atau mengalami syok berat, maka tak usah berlama lagi. Segera larikan ke rumah sakit yang bisa menangani dengan fasilitas lengkap. Hal ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

Kita semua menginginkan sebuah persalinan atau cara melahirkan dengan cara yang normal, namun jika proses melahirkan tidak aman bagi ibu ataupun bayi, orang-orang yang ada di sekeliling calon ibu harus memahami cara melahirkan dengan proses apapun dalam rangka menyelamatkan keduanya.

Jika  saat ini  anda adalah seorang calon ayah yang suatu saat bisa saja anda terpaksa harus membantu persalinan tanpa bantuan profesional medis, maka anda harus tetap tenang dan menghadapi persalinan darurat tersebut dengan cara berikut ini, instruksi berikut akan membantu Anda untuk memastikan semuanya berjalan lancar sampai bantuan tiba.

Langkah - Langkahnya


Telepon bantuan jika memungkinkan. Dengan melakukan langkah ini, meskipun Anda harus membantu persalinan seorang diri, pertolongan akan segera tiba jika komplikasi terjadi. Operator juga bisa membantu Anda selama masa persalinan atau menghubungkan Anda dengan seseorang yang mampu memberikan bantuan.

Metode 1 dari 5: Pembukaan

  1. Tentukan sampai di mana tahap persalinan berlangsung. Tahap pertama persalinan, saat tubuh bersiap-siap untuk melahirkan dan ditandai dengan pembukaan leher rahim, umumnya akan memakan waktu yang lama, terutama jika ini adalah persalinan anak pertama.

    • Jika calon ibu sudah mengalami bukaan penuh dan Anda dapat melihat kepala bayi, maka ini dinamakan tahap kedua. Cuci bersih tangan Anda, lalu beranjak ke tahap berikutnya dan bersiap-siap untuk menjemput sang bayi.

  2. Hitung kontraksi. Hitung waktu dimulainya kontraksi sampai awal kontraksi berikutnya, dan perhatikan jangka waktu terjadinya kontraksi. Berikut hal yang perlu Anda ketahui mengenai kontraksi:

    • Jika terjadi kontraksi setiap lima menit sekali atau kurang daripada itu, kemungkinan sudah saatnya untuk membawa calon ibu ke rumah sakit.


    • Calon ibu yang baru pertama kali menjalani persalinan, cenderung akan melahirkan saat kontraksi terjadi selang tiga sampai lima menit dan berlangsung selama 40 hingga 90 detik dengan kekuatan dan frekuensi yang semakin bertambah setidaknya selama satu jam

    • Jika kontraksi terjadi selang dua menit atau kurang daripada itu, bersiap-siaplah untuk membantu persalinan, terutama jika si ibu sebelumnya sudah pernah beberapa kali melahirkan dan memiliki riwayat persalinan yang cepat. Selain itu, jika si ibu merasa seperti akan buang air besar, bayi mungkin sudah bergerak melalui jalan lahir, memberikan tekanan pada dubur, dan pada jalan keluar.

  3. Sterilkan lengan dan tangan. Cuci bersih dengan sabun dan air hangat, kemudian gosok semua bagian sampai ke siku. Untuk sentuhan terakhir (atau jika air dan sabun tidak bisa diperoleh), gunakan produk pembersih tangan berbasis alkohol atau usapkan alkohol untuk membunuh bakteri dan virus yang mungkin terdapat pada kulit Anda. Tindakan ini akan mencegah terjadinya infeksi pada calon ibu atau si bayi.
    • Menggunakan sarung tangan steril jika ada.

  1. Siapkan area persalinan. Siapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan, supaya berada di dalam jangkauan Anda dan sebisa mungkin buatlah si ibu merasa nyaman.
    • Kondisi setelahnya akan menjadi sangat berantakan dan kacau, karena itu Anda perlu menyiapkan area persalinan yang dapat menampung semua kekacauan yang akan terjadi. Tentu saja Anda membutuhkan area yang bersih dan steril, namun, setidaknya Anda perlu menghindar berada di atas karpet antik yang tak ternilai harganya.
    • Meminta calon ibu untuk menanggalkan pakaian dari pinggang hingga ke bagian bawah. Berikan padanya kain atau handuk yang bersih untuk menutupi bagian yang terbuka, jika ia memintanya.
    • Menyiapkan beberapa handuk bersih, seprai atau selimut. Dalam keadaan darurat, Anda bisa menggunakan kertas koran.
    • Mengisi sebuah mangkuk bersih dengan air hangat, dan menyiapkan sepasang gunting, beberapa helai tali, alkohol, kapas, dan alat sedot berbola karet (bulb syringe).
    • Menyiapkan beberapa bantal. Anda mungkin membutuhkannya untuk menopang calon ibu saat ia mengejan. Tutupi bantal tersebut dengan seprai bersih atau handuk.

  2. Bantu sang ibu supaya tenang. Ia mungkin akan merasa panik atau terburu-buru pada tahap ini, tetapi persalinan akan lebih mudah jika si ibu bisa lebih bersantai. Inilah beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
    • Membantu dan mendorongnya untuk melakukan pernapasan. Hindari terjadinya kondisi hiperventilasi (bernapas dengan sangat cepat) dengan cara berbicara menggunakan suara yang lirih dan menenangkan serta mengarahkannya untuk bernapas secara perlahan. Jika Anda masih mengalami kesulitan, genggam tangannya dan lakukan pernapasan yang dalam dan lambat bersama-sama.
    • Menguatkan dan meyakinkan dirinya. Ini mungkin bukan pengalaman persalinan yang diimpikan seorang calon ibu, dan ia mungkin mengkhawatirkan terjadinya komplikasi. Yakinkan dirinya bahwa bantuan sedang dalam perjalanan, dan lakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan untuk sementara waktu. Katakan kepadanya bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu sudah banyak orang yang melahirkan sendiri tanpa keberadaan dan bantuan rumah sakit dengan sukses, dan hal ini pasti mampu dijalani, meskipun dengan sedikit masalah.

  3. Tolong calon ibu untuk mendapatkan posisi yang nyaman. Dia mungkin akan memilih untuk berjalan-jalan atau berjongkok selama masa persalinan, terutama ketika kontraksi menyerang. Saat transisi ke tahap kedua, ia akan memilih posisi persalinan atau berganti-ganti posisi yang berbeda.
    Berikut adalah empat posisi standar beserta penjelasan manfaat dan kekurangan dari setiap posisi:

    • Posisi litotomi (berbaring terlentang): Ini adalah posisi yang paling kerap digunakan di rumah sakit, yaitu berbaring telentang dan kaki ditekuk di bagian lutut. Posisi ini memungkinkan akses maksimum terhadap pihak yang membantu persalinan, tetapi memberikan banyak tekanan pada punggung ibu. Jika ia tampaknya menyukai posisi ini, cobalah meletakkan beberapa bantal di bawah punggungnya untuk meringankan rasa sakit.
    • Berjongkok: Posisi ini memanfaatkan gravitasi untuk keuntungan sang ibu, dan dapat membuka jalan lahir hingga 20-30% daripada posisi lain. Jika Anda mencurigai kondisi bayi sungsang (kaki muncul terlebih dahulu), sebaiknya beri saran untuk memilih posisi ini. Anda bisa membantu sang ibu dalam posisi ini dengan berlutut di belakangnya dan menopang punggungnya.
    • Merangkak: Posisi ini juga dapat memanfaatkan gravitasi dan meringankan sakit punggung, dan sang ibu umumnya secara naluriah akan memilih posisi ini. Posisikan diri Anda di belakangnya jika ini yang terjadi.
    • Terlentang ke arah samping: Posisi ini menyebabkan penurunan melalui jalan lahir yang cenderung lambat, tetapi dapat menyebabkan peregangan perineum secara perlahan. Minta sang ibu berbaring miring, dengan lutut ditekuk, lalu angkat kaki di bagian atas. Dia mungkin juga perlu menopang tubuhnya dengan siku.

    Metode 2 dari 5: Melahirkan Bayi

    1. Bimbing sang ibu untuk merejan. Jangan mengajaknya untuk merejan sampai ia merasa tekanan yang tidak terbendung untuk melakukannya - Anda tidak ingin membuang energinya dan memicu kelelahan yang terlalu dini. Saat dia benar-benar siap, Anda dapat membimbingnya untuk melalu tahap ini.
      • Area di sekitar vagina akan menonjol keluar, sampai Anda melihat bagian atas kepala bayi (mahkota). Setelah mahkota bayi terlihat, ini adalah saatnya bagi sang ibu untuk merejan dengan sungguh-sungguh.
      • Menyokong calon ibu untuk merejan dengan perlahan di sela-sela terjadinya kontraksi. Calon ibu akan mengalami dorongan untuk merejan sangat kuat pada saat puncak kontraksi, tetapi ini tidak sebaiknya dilakukan. Sebaliknya, instruksikan dia untuk menghembuskan napas melalui mulut ketika kontraksi yang paling intens terjadi, dan segera merejan begitu kontraksi mulai mereda.
      • Terus menyokong sang ibu untuk melakukan pernapasan yang dalam dan perlahan. Nyeri dapat dikontrol hingga tahap yang bervariasi melalui relaksasi mental dan dengan berkonsentrasi pada pernapasan dalam, alih-alih bersikap panik atau merasa terganggu oleh segala sesuatu yang terjadi. Masing-masing individu memiliki tingkat kontrol mental yang bervariasi, tetapi pernapasan dalam dan perlahan selalunya bermanfaat di saat tahap persalinan.

    2. Tahan kepala bayi pada saat ia ke luar. Langkah ini tidak rumit, tetapi sangat penting. Berikan perhatian ekstra untuk tips di bawah ini:
      • Dilarang menarik kepala bayi atau tali pusar. Tindakan ini dapat menyebabkan kerusakan saraf.
      • Jika tali pusar melilit leher bayi, angkat secara perlahan melalui kepala bayi bagian atas atau lepaskan dengan hati-hati, supaya bayi bisa terbebas dari lilitan. Dilarang menarik tali pusat.
      • Jika bukan kepala yang pertama kali muncul, tetapi Anda melihat kaki atau bokong terlebih dahulu, ini bermakna terjadi kelahiran sungsang. Lihat petunjuk di bawah untuk situasi seperti ini.

    3. Bersiap menunggu badan bayi yang akan ke luar. Ketika kepala bayi berputar ke satu sisi (yang mungkin terjadi dengan sendirinya), bersiaplah untuk menjemput tubuh yang akan keluar dengan dorongan berikutnya.
      • Jika kepala bayi tidak berputar dengan sendirinya, arahkan dengan lembut bagian sisinya ke belakang ibu. Tindakan ini akan membantu bahu muncul dengan dorongan berikutnya.
      • Mengeluarkan bahu yang sebelah lagi. Angkat badan bayi ke arah perut ibu untuk membantu bahu lainnya ke luar. Bagian badan yang lainnya akan mengikuti dengan cepat.
      • Menopang kepala bayi terus menerus. Badan bayi akan terasa licin. Pastikan Anda terus menerus menopang leher bayi, karena ia tidak cukup kuat untuk menopang kepalanya sendiri.

    4. Atasi komplikasi. Mudah-mudahan, semua berjalan lancar dan Anda telah berhasil membantu kelahiran bayi yang sehat sekarang. Meskipun demikian, jika persalinan terhenti, inilah yang dapat Anda lakukan:
      • Jika kepala telah keluar, tetapi seluruh tubuh tidak keluar setelah sang ibu merejan sebanyak tiga kali, minta dia untuk berbaring terlentang, letakkan dua buah bantal di bawah bokongnya, lalu instruksikan untuk menempelkan lutut di dada, dan minta dia untuk merejan dengan sangat kuat di setiap kontraksi.
      • Jika kaki keluar terlebih dahulu, bacalah bagian kelahiran sungsang di bawah.

    5. Gendong bayi sedemikian rupa sehingga cairan dari mulut dan hidung bisa dikeluarkan. Menggendong bayi dengan dua belah tangan, satu menopang leher dan kepala. Miringkan kepala ke bawah kira-kira 45 derajat untuk menguras cairan. Kaki harus terletak sedikit di atas kepala (tetapi jangan menopang bayi dengan memegang kakinya).

    6. Letakkan bayi di atas dada sang ibu. Pastikan ada kontak kulit dengan kulit, lalu selimuti keduanya dengan handuk bersih atau selimut.
      • Memposisikan bayi sehingga kepalanya masih sedikit lebih rendah daripada seluruh tubuhnya, supaya cairan dapat terus terkuras. Jika sang ibu berbaring dan kepala bayi berada di atas bahunya dan tubuhnya berada di payudaranya, pengurasan cairan akan terjadi secara alami.
      • Kontak kulit dengan kulit akan mendorong produksi hormon yang disebut oxytocin, yang akan membantu ibu mengeluarkan plasenta.

    7. Pastikan bayi bernapas. Bayi sepatutnya menangis sedikit. Jika tidak, Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk melegakan jalan napas.

      • Menggosok badan bayi. Gosok bagian atas punggungnya dengan cukup kuat sembari bayi masih dalam keadaan berselimut dan di atas dada sang ibu. Jika ini tidak membantu, balikkan bayi sehingga menghadap langit-langit, miringkan kepala ke belakang untuk meluruskan jalan napas, dan terus menggosok badannya. Bayi mungkin tidak menangis, namun hal ini dilakukan untuk memastikan bayi memperoleh udara yang dibutuhkan.
      • Mengeluarkan cairan secara manual. Jika bayi megap-megap atau berubah biru, keluarkan cairan dari mulut dan hidung dengan selimut atau kain yang bersih. Jika tidak berhasil, pencet bola karet pada alat sedot (bulb syringe) untuk mengeluarkan udara di dalamnya, masukkan ujungnya ke dalam hidung atau mulut bayi, lalu lepaskan bola karet untuk menyedot cairan ke dalam. Ulangi sampai semua cairan bersih sepenuhnya, dan keluarkan cairan dari alat sedot setiap kali digunakan. Jika tidak tersedia alat sedot berbola karet, Anda bisa menggunakan sedotan.
      • Menepak bayi sebagai jalan terakhir. Jika semua teknik tidak membuahkan hasil, cobalah menjentik telapak kaki bayi dengan jari, atau menepak bagian bokongnya (secara perlahan).
      • Jika semuanya tidak membuahkan hasil, lakukan CPR untuk bayi.

    Metode 3 dari 5: Mengeluarkan Plasenta

    1. Bersiap menunggu keluarnya plasenta. Ini biasanya akan terjadi antara beberapa menit sampai setengah jam setelah bayi dilahirkan.
      • Meletakkan mangkuk di dekat vagina. Tepat sebelum plasenta ke luar, darah akan keluar dari vagina dan tali pusat akan menjadi semakin panjang.
      • Minta sang ibu untuk duduk dan merejan plasenta ke dalam mangkuk.
      • Menggosok perut sang ibu di bagian bawah pusarnya dengan kuat untuk memperlambat pendarahan. Mungkin tindakan ini akan menyakitinya, tapi ini perlu dilakukan. Terus menggosok sampai rahim terasa sebesar jeruk bali di perut bagian bawah.

    2. Perlambat pendarahan. Akan ada pendarahan selama dan setelah melahirkan plasenta, tetapi Anda bisa membantu untuk melambatkannya.
      • Membiarkan bayi untuk menyusui. Jika tali pusar tidak meregang terlalu erat saat ia menyusui, minta sang ibu untuk menyusui sesegera mungkin.
      • Jika menyusui sulit dilakukan, merangsang puting juga bisa menghentikan aliran darah.

    3. Jangan tarik tali pusar. Saat plasenta dikeluarkan, jangan menarik tali pusar untuk mempercepat keluarnya plasenta. Biarkan plasenta keluar dengan sendirinya sembari sang ibu merejan.

    4. Masukkan plasenta ke dalam kantong. Setelah plasenta keluar, letakkan di dalam kantong sampah atau wadah dengan penutup. Saat atau jika ibu pergi ke rumah sakit, dokter mungkin perlu memeriksa plasenta jika terjadi abnormalitas.

    5. Putuskan perlu tidaknya memotong tali pusar. Anda hanya perlu memotong tali pusar jika datangnya bantuan medis profesional masih berjam-jam lamanya. Jika tidak, biarkan saja dan pastikan ia tidak ditarik dengan kuat.

    6. Potong tali pusar (opsional). Jika bantuan medis tidak segera tiba, maka sang ibu mungkin
      menginginkan agar tali pusar dipotong. Jika ini terjadi, berikut adalah hal yang harus dilakukan:

      • Mendeteksi pulsa dengan hati-hati. Setelah sekitar sepuluh menit, tali pusar akan berhenti berdenyut. Jangan memotongnya sebelum ini terjadi.
      • Jangan mengkhawatirkan timbulnya rasa sakit. Tidak ada ujung saraf dalam tali pusat; baik ibu maupun bayi tidak akan merasa sakit saat tali pusar dipotong. Namun, tali pusar akan terasa sangat licin dan sulit untuk ditangani.
      • Mengikat benang atau renda di sekitar tali pusar, kurang lebih 7.6 cm dari pusar bayi. Ikat erat dengan simpul ganda.
      • Mengikat tali lain sekitar 5 cm dari yang pertama, sekali lagi menggunakan simpul ganda.
      • Menggunakan pisau atau gunting steril (yang telah direbus dalam air selama 20 menit atau diseka dengan alkohol), potong di antara dua tali. Jangan heran jika ia kenyal dan sulit untuk dipotong; lakukan dengan perlahan.
      • Menyelimuti bayi kembali setelah tali pusar dipotong

      Metode 4 dari 5: Rawatan Setelah Persalinan

      1. Pastikan Ibu dan bayi dalam keadaan hangat dan nyaman. Menutupi mereka dengan selimut, jika keduanya merasa kedinginan, dan minta sang ibu untuk senantiasa meletakkan bayi di atas dadanya. Gantilah seprai yang basah atau kotor, lalu pindahkan mereka ke area yang bersih dan kering.
        • Meredakan rasa sakit. Tempelkan kompres es pada vagina ibu selama 24 jam setelah persalinan demi meringankan rasa sakit dan nyeri. Sang ibu juga bisa diberikan Tylenol® atau Advil® jika tidak memiliki alergi.
        • Mencegah infeksi. Mintalah si ibu dan jika ia memerlukan bantuan, untuk menuangkan air hangat ke vagina sehabis buang air untuk menjaga kebersihan.
        • Memberikan kepada si ibu sesuatu yang ringan untuk dimakan (biskuit dan keju, atau roti selai kacang) dan minuman.
        • Membantu si ibu saat buang air kecil. Mengosongkan kandung kemih akan sangat bermanfaat untuk si ibu, tetapi karena banyak darah yang ke luar mungkin lebih baik jika ia buang air kecil di dalam wadah atau kain yang diletakkan di bagian bawah badannya sehingga ia tidak perlu berdiri.
        • Memasang popok pada bayi dan pastikan tepat di bawah tali pusar. Jika tali pusar agak berbau busuk (pertanda infeksi) bersihkan dengan alkohol sampai tidak berbau lagi.

      2. Dapatkan pertolongan medis secepat mungkin. Setelah persalinan berakhir, lanjutkan rawatan ke rumah sakit terdekat atau menunggu ambulans datang.


        5 dari 5: Jika Terjadi Kelahiran Sungsang
      1. Ketahui bahwa kelahiran sungsang adalah kondisi abnormal yang bisa terjadi pada persalinan, yaitu ketika kaki atau bokong bayi keluar terlebih dahulu dari panggul mendahului kepala.

      2. Posisikan sang ibu. Minta sang ibu untuk duduk di tepi tempat tidur atau pada permukaan lainnya dan menempelkan kaki ke dadanya. Sebagai tindakan pencegahan, letakkan bantal atau selimut untuk menampung bayi jika terjatuh.

      3. Jangan sentuh bayi hingga kepalanya keluar. Anda akan melihat bagian belakang dan bokongnya tergantung dan kemungkinan akan muncul dorongan dalam diri Anda untuk menangkapnya, tetapi seperti yang dikatakan dilarang menyentuh bayi pada kondisi ini. Anda dilarang menyentuh bayi sampai kepalanya ke luar karena sentuhan bisa mengakibatkan bayi megap-megap saat kepala masih terendam dalam cairan ketuban

        • Menjadikan suhu ruangan senantiasa hangat, karena penurunan suhu juga bisa menyebabkan bayi megap-megap.

      4. Tangkap bayi. Setelah kepala keluar, ambil bayi pada bagian bawah lengan lalu bawa kepada ibunya. Jika kepala tidak keluar sewaktu sang ibu merejan dengan kuat setelah lengan bayi keluar, minta sang ibu untuk jongkok dan merejan.

        • Jangan takut jika bayi tampak berwarna sedikit kebiruan sewaktu dilahirkan, atau jika ia tidak langsung menangis. Kulit bayi akan menyerupai ibunya setelah ia mulai menangis, tetapi tangan dan kaki mungkin masih berwarna kebiruan. Tukar handuk yang basah dengan yang kering, lalu kenakan topi pada kepala bayi.
        • Jika Anda tidak memiliki barang-barang yang dibutuhkan, gunakan kemeja atau handuk untuk menghangatkan ibu dan bayi.
        • Sebagai seorang ibu atau ayah yang sedang menantikan kelahiran seorang bayi, bersiap-siaplah untuk menghadapi persalinan jika membuat rencana perjalanan atau melakukan aktivitas dekat dengan hari perkiraan lahir. Selain itu, jangan lupa untuk membawa perlengkapan darurat, seperti sabun, kasa steril, gunting steril, seprai bersih, dll, di dalam mobil. (Baca Hal yang Dibutuhkan di bagian bawah.)
        • Untuk mensterilkan alat pemotong tali pusar, bersihkan dengan usapan alkohol atau panaskan sepenuhnya.


          Source : https://id.wikihow.com/

          Peringatan  !!!

        • Instruksi di atas tidak dimaksudkan sebagai pengganti profesional medis yang terlatih, juga bukan panduan untuk melakukan persalinan berencana di rumah.

        • Jaga agar Anda, ibu, dan area persalinan bersih serta steril. Risiko infeksi cukup tinggi bagi ibu dan anak. Jangan bersin atau batuk di sekitar area persalinan.

        • Jangan membersihkan ibu atau bayi dengan produk antiseptik atau antibakteri
          kecuali sabun dan air tidak tersedia dan jika terjadi sayatan eksternal.

        • Jika ibu berada dalam tahap persalinan, jangan biarkan ia pergi ke toilet untuk buang air besar. Dia mungkin akan merasakan dorongan untuk melakukan hal ini, tetapi perasaan ini kemungkinan besar timbul karena bayi bergeser dan menekan bagian dubur. Dorongan yang dirasakan adalah kondisi yang normal terjadi, saat bayi bergerak melalui jalan lahir tepat sebelum kelahiran.

      --> SELANJUTNYA

      Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis.

      Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.
      Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.