Bagaimana Cara Hidup Sehat Sampai Tua, Bebas penyakit, dan mengetahui pertolongan pertama ketika anda sakit - Simak Di Sini. ! Karena Hidup Akan Lebih Terasa Indah Jika Anda Sehat

HIDUP SEHAT DENGAN GADGET

Kenali Gejala Diabetes Sejak Dini dan Cara Mencegahnya

Gejala Awal Penyakit Diabetes Itu Seperti Apa

MENCARI TAHU BAGAIMANA GEJALA PENYAKIT DIABETES SEJAK DINI DAN CARA MENCEGAHNYA

Diabetes Melitus atau istilah awamnya biasa di sebut Penyakit Kencing Manis sudah menjadi penyakit yang umum di derita oleh masyakat perkotaan di indonesia, hal ini di sebabkan pola hidup mereka yang tidak sehat, pada dasarnya Penyakit diabetes adalah  terjadinya kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. dan ini adalah salah satu penyakit berbahaya di bidang kesehatan yang dapat menyerang semua manusia dari berbagai usia karena pola hidup yang tidak sehat ! sayangilah diri anda dan keluarga anda dengan berusaha memulai pola hidup yang lebih sehat !

Contoh Nutisi dan Makanan Pencegah Diabetes Bisa di Lihat dengan cara : 

Berikut adalah beberapa pola hidup dan kebiasaan hidup sehari-hari yang bisa menjadi pemicu penyebab penyakit diabetes :

1. Terlalu Banyak Minum Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Jika minum 3 gelas the manis sehari maka dari teh manis saja anda sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujung – ujungnya obesitas dan kena penyakit diabetes.

Solusi : Minumlah Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.

2. Maniak Makan Gorengan

Karena pada umumnya bentuk gorengan itu kecil, maka satu gorengan tidak cukup buat anda cicipi, Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Solusi : Sebagai Cemilan Pengganti Gorengan, Makanlah Kacang Jepang, pie buah, atau keripik buah.


3. Karena kamu suka ngemil

Anda jangan mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes, jika ujung – ujungnya anda tetap punya hobby mengemil, Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Solusinya : Makanlah Buah potong segar sebagai penganti Cemilan anda


4. Akibat Kurang tidur

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

5. Jika Malas beraktivitas fisik

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
 
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

Solusi: Bersepedalah saat berangkat ke kantor


6. Karena Kamu Sering stress

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.

7. Karena Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.


8. Karena Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.

9. Karena Kurang Berjemur dan Takut kulit jadi hitam

Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.

Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum “berjemur” di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.

10. Karena Kamu Keranjingan Minum Soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

Solusinya : Ganti Minuman Bersoda dengan Jus Buah Segar.




Selanjutnya Mari Kita Kenali Gejala Penyakit Diabetes Sejak Dini Agar Dapat Segera Diobati !


Gejala diabetes atau kencing manis atau diabetes mellitus merupakan kelainan sistem insulin karena berlebihnya kadar glukosa di dalam darah. Ada dua jenis diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Meskipun keduanya masih berhubungan dengan gula darah berlebih, ada perbedaan mendasar yang patut diketahui, mulai dari penyebab, gejala, dan cara pencegahan.

Diabetes tipe 2 lebih banyak diderita oleh orang dewasa dengan awalan usia 35 ke atas. Seiring berjalannya waktu penderita diabetes mellitus tipe 2 tidak melulu kepada orang tua, tetapi anak muda usia 25 bahkan 20 tahuan ke atas pun sudah banyak yang menderita diabetes. Penyebab umum dari diabetes tipe 2 adalah pola makan yang kurang tepat dan tidak teratur disertai jarangnya aktivitas olahraga.
Gejala diabetes tipe 2 sulit untuk dikenali sebelum keluar hasil diagnosis. Cara paling mudah untuk mengetahuinya adalah melakukan tes gula darah. Jika positif mengidap diabetes, yang diakui sebagai cara mengobati diabetes biasanya diawali dengan upaya minum obat oral atau obat telan, merubah pola hidup seperti perbanyak olahraga dan makan teratur, diet (mengurangi asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan juga sering terjadi.

Oleh karena sulit untuk mendeteksi tubuh menderita diabetes atau tidak, namun anda bisa melihat daftar ciri-ciri atau gejala diabetes tipe 2 berikut ini :

1 | Mati rasa
Pada banyak kasus diabetes yang menimpa sebagian orang, hampir seluruhnya mengalami gejala berupa mati rasa. Adapun bagian tubuh yang sering merasakan mati rasa (kebas) atau kesemutan adalah tangan, kaki, beserta jari-jemarinya. Peringatan awal diabetes ini terjadi karena peningkatan kadar gula darah, membuat serabut saraf mengalami kerusakan.

2 | Lebih sering buang air kecil
Penderita diabetes sering mengatakan dirinya mengalami peningkatan dorongan ingin buang air kecil. Jika sewaktu-waktu Anda mengalami hal serupa, coba konsultasikan sedini mungkin pada dokter agar mendapatkan perawatan lebih cepat dan terkontrol.

3 | Berat badan berkurang
Menjadi kabar baik bagi orang yang bermasalah dengan kegemukan maupun obesitas. Tetapi, melihat faktor pemicu turunnya berat badan adalah karena diabetes, tentu membuat Anda semakin khawatir. Terjadinya penurunan berat badan ini memang berhubungan erat pada penderita, sebab tubuh tidak mampu menyerap glukosa (sumber energi tubuh) dengan benar.

4 | Nafsu makan meningkat
Bertambahnya rasa ingin makan bisa menjadi tanda lain dari diabetes. Rasa lapar ini tidak bisa dikendalikan, sebab sinyal lapar yang dikirim oleh tubuh ini harus dipenuhi keinginannya agar semua sel menjadi berfungsi dengan baik karena mendapatkan asupan glukosa yang lebih banyak.
Rasa lapar tersebut bukan karena sel-sel di dalam tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa dari makanan, melainkan karena makanan yang sudah ditelan tidak apat masuk ke dalam sel untuk dipakai dalam proses metabolisme, sehingga timbul lah respon tubuh seperti lapar.

5 | Penglihatan mulai kabur atau buram
Masalah seperti ini seringkali menjadi keluhan umum penderita diabetes tipe 2. Penglihatan menjadi kabur atau buram atau tidak jelas seperti biasanya, terjadi akibat kadar glukosa melonjak naik, sehingga merusak pembuluh darah dan membatasi cairan yang masuk ke mata. Kondisi ini bisa mengubah bentuk lensa dan mata.Kabar baiknya, gejala ini reversibel (dapat kembali normal) seiring dengan berkurangnya kadar gula darah hingga batas wajar. Namun, bila gula darah tetap tinggi kelainan pada mata ini bisa berujung pada kebutaan permanen.

6 | Masalah kulit
Diabetes mememgaruhi sirkulasi darah, dan membuat kelenjar keringat mengalami disfungsional, sehingga membuat kulit menjadi bersisik, terasa gatal, kering, dan iritasi. Gejala yang satu ini cukup sulit dideteksi sebagai diabetes, karena banyak penyebab lain yang membuat kulit bermasalah seperti ini.

7 | Kelelahan dan cepat emosi
Rasa lelah ini muncul bukan tanpa sebab. Ketika tidur, penderita diabetes akan tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya. Kerap kali bangun untuk berkemih dan minum air, sehingga proses tidur terganggu alias tidak berkualitas. Keesokan harinya tubuh mengalami kelelahan dan tak jarang mengundang emosi.

8 | Rasa haus
Tadi telah disebutkan bahwa ciri-ciri penderita diabetes adalah sering buang air kecil. Peningkatan dorongan untuk berkemih akan memengaruhi cairan yang berada di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan dehidrasi. Tubuh yang kekurangan cairan akan memberikan respon berupa rasa haus dengan tujuan mengembalikan cairan yang hilang.

9 | Proses pemulihan luka yang lambat
Terdapatnya luka ketika kondisi tubuh sedang tidak baik, seperti kelebihan gula darah membuat sistem imun atau kekebalan tubuh menjadi tidak normal. Hal ini tentu mempengaruhi laju pemulihan luka atau memar, akan memakan waktu lebih lama dari biasanya.

10 | Gangguan pada gusi
Dari kejadian-kejadian yang sudah berlalu, penderita diabetes lebih rentan mengalami kerusakan gusi. Seperti misalnya gusi menjadi merah, mengalami pembengkakan, dan iritasi. Bahkan ada yang merasakan gusinya menyusut dari gigi dan terjadilah infeksi gusi.

11 | Infeksi jamur
Diabetes memengaruhi sistem kekebalan tubuh penderitanya. Tubuh akan rentan terhadap serangan berbagai bakteri dan jamur (candida). Semakin banyak jumlah bakteri atau jamur yang masuk ke dalam tubuh selama sistem imun tidak siap untuk membentengi tubuh. Jika sudah demikian, contoh masalah yang patut diwaspadai, khususnya bagi wanita adalah mengalami keputihan akibat infeksi candida (jamur).


Jika Anda tidak tahu apakah status tubuh masih aman dari serangan diabetes ataupun tidak, segera lakukan tes darah. Beberapa tes darah tunggal tidak bisa menelurkan hasil akurat, Anda harus melakukan tes darah beberapa kali lagi (harus diulang) untuk memastikan. Jika laporan menunjukkan glukosa darah di atas 126 miligram per desiliter (mg/dL) pada dua atau tiga tes yang berbeda, maka Anda positif menderita diabetes. Akan tetapi, bila glukosa darah berada pada tingkat 100 hingga 125 mg/dL, akan dianggap sebagai prediabetes (proses menuju diabete). Dan, jika glukosa darah berada pada angka 99 mg/dL, tandanya glukosa darah Anda normal. Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh. Pada akhirnya diabetes bisa mengakibatkan sejumlah komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Peningkatan kadar gula darah yang tidak signifikan dan meski tidak memicu gejala pun dapat mengakibatkan dampak secara jangka panjang.

Komplikasi Diabetes yang Menyebabkan Penyakit Jantung dan Stroke

Penderita diabetes memiliki risiko lima kali lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung atau stroke. Keseimbangan kadar gula darah yang dibiarkan tidak terjaga dalam waktu cukup lama bisa meningkatkan risiko aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang biasanya terjadi akibat akumulasi kolesterol. Komplikasi ini memiliki risiko-risiko sebagai berikut:
Menyebabkan serangan jantung atau stroke karena peningkatan risiko penyumbatan pembuluh darah pada jantung atau otak, Menghambat aliran darah ke jantung dan menyebabkan serangan angina (angin duduk). Serangan angina terindikasi dengan adanya sakit dada yang terasa menekan.

Komplikasi yang Menyebabkan Kerusakan Neuropati (Saraf)

Kadar gula darah yang berlebihan dapat merusak saraf dan pembuluh darah halus. Hal ini dapat menyebabkan sensasi kesemutan atau terbakar yang biasa berawal dari ujung jari tangan dan kaki lalu menyebar ke bagian tubuh lain. Selain itu, komplikasi saraf ini bisa membuat kaki menjadi mati rasa sehingga tidak terasa sakit saat terluka dan akhirnya mengakibatkan borok. Kerusakan saraf yang menyerang sistem pencernaan dapat menyebabkan rasa mual, muntah, diare, atau konstipasi.

Komplikasi yang Menyebabkan Kerusakan pada Organ Kaki

Kerusakan pada saraf atau terhambatnya aliran darah pada kaki penderita diabetes bisa meningkatkan risiko komplikasi kesehatan kaki yang biasanya terlambat disadari. Ada sekitar 10% penderita diabetes yang mengalami infeksi serius akibat luka atau sekadar goresan kecil pada kaki.
Penderita yang telah mengalami kerusakan saraf sebaiknya memeriksakan kakinya tiap hari dan mengkonsultasikan perubahan yang dirasakan kepada dokter. Komplikasi pada kaki yang harus Anda waspadai antara lain:
  • Pembengkakan.
  • Kulit yang terasa panas saat disentuh.
  • Luka yang tidak kunjung sembuh.
Periksakanlah kaki Anda kepada dokter secara rutin tiap tahun.

Komplikasi yang Menyebabkan Kerusakan Retina

Retinopati muncul saat terjadi masalah pada pembuluh darah di retina (jaringan pada mata yang sensitif terhadap cahaya) yang dapat mengakibatkan kebutaan jika dibiarkan. Pembuluh darah tersebut dapat bocor, tersumbat, atau tumbuh secara acak sehingga menghalangi cahaya untuk sampai ke retina.
Lakukanlah pemeriksaan mata secara rutin tiap tahun. Jika ada kerusakan serius, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis mata agar dapat ditangani secepatnya. Keseimbangan kadar gula darah yang terjaga dengan baik juga bisa menurunkan risiko Anda.
Retinopati diabetik yang terdeteksi sejak dini dapat ditangani dengan operasi laser. Tetapi penanganan ini hanya bertujuan untuk mempertahankan daya penglihatan yang tersisa dan bukan untuk menyembuhkan.

Komplikasi yang Menyebabkan Kerusakan Ginjal

Ginjal memiliki jutaan pembuluh darah halus yang menyaring limbah dari darah. Jika pembuluh darah halus tersebut tersumbat atau bocor, kinerja ginjal Anda bisa menurun. Komplikasi ini biasanya juga berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Sangatlah penting untuk memilih penanganan yang tepat.
Kerusakan parah pada ginjal bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal. Jika Anda mengalami gagal ginjal, Anda membutuhkan dialisis (proses pengobatan yang meniru fungsi ginjal) atau bahkan transplantasi ginjal.

Komplikasi yang Menyebabkan Disfungsi Seksual

Kerusakan pembuluh darah halus serta saraf pada para penderita diabetes pria (terutama perokok) dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Gangguan ini biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.
Penderita diabetes wanita juga dapat mengalami gangguan disfungsi seksual, misalnya:
  • Kepuasan seksual yang menurun.
  • Kurangnya gairah seks.
  • Vagina yang kering.
  • Rasa sakit saat berhubungan intim.
  • Gagal mencapai orgasme.
Penderita diabetes wanita yang mengalami kekurangan cairan vagina atau merasa sakit saat berhubungan intim dapat menggunakan pelumas atau gel.

Keguguran dan Kelahiran Mati

Kadar gula darah yang tinggi dapat membahayakan sang ibu dan janin. Risiko keguguran dan kelahiran mati akan meningkat jika diabetes pada ibu hamil tidak ditangani dengan saksama. Kadar gula darah yang tidak dijaga dengan baik pada awal kehamilan juga bisa mempertinggi risiko cacat lahir.
Ibu hamil yang menderita diabetes dianjurkan untuk memeriksakan kondisi diabetesnya secara teratur kepada dokter spesialis obstetri, rumah sakit, atau klinik. Konsultasi rutin ini akan mempermudah dokter untuk memantau kadar gula darah sang ibu, termasuk mengendalikan dosis insulin yang harus diberikan, dan perkembangan janin.

Diabetes terdiri dari tiga jenis yaitu diabetes tipe satu, diabetes tipe dua serta diabetes gestational. Diabetes tipe dua merupakan penyakit diabetes yang paling banyak ditemukan menyerang kehidupan manusia di seluruh dunia termasuk di bumi pertiwi ini. Ada tiga tanda saat kandungan gula darah dalam tubuh tinggi seperti sering kencing, mudah haus, dan terlalu cepat lapar. Tips kesehatan, ada berbagai tips ampuh yang dapat kita lakukan untuk mencegah penyakit diabetes yang membahayakan tersebut.

Berikut ini Beberapa tips mencegah terjadinya penyakit diabetes pada anda :

  1. Rutin berolahraga. Sudahkah anda berolahraga hari ini ? Semua orang termasuk anda tentu tidak akan menolak pernyataan "Olahraga baik untuk kesehatan tubuh".  Manfaat olahraga terkait dengan diabetes yaitu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh serta merangsang hormon insulin untuk berperan sesuai dengan fungsinya.
  2. Penuhi kebutuhan akan serat. Buah-buahan merupakan sumber serat yang di perlukan oleh tubuh anda. Manfaat serat terkait dengan diabetes yaitu membantu kerja insulin dalam menstabilkan gula darah dalam tubuh dan berperan dalam menurunkan berat badan anda. Karena berat badan berlebih lebih beresiko besar terserang penyakit diabetes ini.
  3. Jaga berat badan anda. Dalam hal ini, milikilah berat badan yang proporsional atau dengan kata lain tidak terlalu gemuk serta tidak terlalu kurus. Ini dikarenakan, berat badan yang berlebih akan meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit diabetes melitus tersebut. 
  4. Perhatikan makanan anda. Dalam hal ini, mulailah mengkonsumsi aneka makanan yang terbukti menyehatkan tubuh dengan porsi yang wajar atau tidak berlebihan. Beberapa makanan yang sehat yaitu aneka buah-buahan serta aneka sayuran yang bewarna hijau.
  5. Rutin check dan berkonsultasi dengan dokter spesialis. Dalam hal ini, Bertanya dengan dokter spesialis tentang berbagai penyebab penyakit diabetes dan tips efektif untuk menghindari penyakit diabetes tersebut.
Meski diabetes tidak bisa disembuhkan, pendeteksian sejak dini memungkinkan kadar gula darah penderita diabetes bisa dikendalikan. Ini dilakukan agar kadar gula darah tetap dalam batas normal dan gejala-gejalanya dapat dikendalikan untuk mencegah komplikasi yang mungkin akan terjadi.

Obat-obatan untuk Menurunkan Kadar Gula darah

Diabetes tipe 2 adalah penyakit progresif yang umumnya bisa bertambah parah. Menjaga pola makan dan rutin berolahraga saja mungkin belum cukup untuk mengendalikan kadar gula darah penderita sepenuhnya.
Penderita jenis diabetes ini lama-kelamaan akan membutuhkan obat-obatan untuk menurunkan kadar gula darah yang tinggi. Proses pengobatan umumnya diawali dengan obat dalam bentuk tablet dan kadang-kadang dengan kombinasi lebih dari satu jenis tablet. Kemudian diikuti dengan insulin atau obat lain yang diberikan lewat suntikan.

Pemantauan Kadar Gula darah

Menjalani tes HbA1c
Penderita diabetes dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan konsentrasi gula darah pada tiap 2-3 bulan. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan tingkat kadar gula darah dalam beberapa bulan terakhir, serta keefektifan pengobatan Anda.
Ketika tubuh sedang memproses gula, gula dalam darah secara otomatis melekatkan diri pada hemoglobin. Makin tinggi kadar gula dalam darah, makin banyak hemoglobin yang terkait dengan gula dan hemoglobin inilah yang disebut HbA1c. Tes HbA1c mengukur jumlah hemoglobin yang mengandung glukosa.
Jika Anda memiliki kadar gula darah yang tinggi selama 2-3 bulan terakhir, hasil tes HbA1c akan menunjukkan angka yang tinggi sebagai indikasinya. Karena itu jenis pengobatan yang Anda jalani mungkin perlu diubah. Nilai rujukan normal untuk tes HbA1c penderita diabetes adalah di bawah 6,5%.

Bagaimana cara memantau kadar gula darah kita sendiri?

Pola makan sehat, berolahraga, dan meminum obat atau menjalani terapi insulin akan membantu Anda untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah. Tetapi penyakit lain dan stres juga dapat berpengaruh. Faktor lain yang mungkin akan berdampak pada kadar gula darah Anda adalah:
  • Konsumsi minuman keras.
  • Meminum obat lain.
  • Perubahan hormon pada siklus menstruasi.
Menjalani pemeriksaan laboratorium tiap 2-6 bulan sekali sangatlah penting bagi penderita diabetes tipe 2. Selain itu, penderita juga dianjurkan untuk memantau kadar gula darah dengan melakukan tes sendiri di rumah.
Pemeriksaan di rumah dapat dilakukan dengan alat tes kadar gula darah berukuran kecil. Alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi naik turunnya kadar gula dalam darah.
Kadar gula darah biasanya tidak selalu sama sepanjang hari dan dapat dipengaruhi oleh proses pengobatan yang Anda jalani. Maka Anda dianjurkan untuk memeriksanya beberapa kali dalam sehari. Pemantauan rutin akan membantu Anda untuk menjaga keseimbangannya.
Satuan ukuran untuk kadar gula darah yang digunakan secara umum di Indonesia adalah milligrams/deciliter atau biasa disingkat mg/dL. Anda sebaiknya memastikan satuannya terlebih dulu saat membeli alat tes gula darah.
Kadar gula darah pada tiap orang berbeda-beda, tapi rujukan normalnya adalah:
  • 72-108 mg/dL sebelum makan.
  • 180 mg/dL dua jam sesudah makan.

Obat-obatan yang Tepat untuk Mengatasi Diabetes Tipe 2

Keseimbangan kadar gula darah pada diabetes terkadang tidak dapat dijaga dengan baik hanya melalui penerapan pola makan sehat dan olahraga teratur. Anda juga mungkin membutuhkan obat-obatan untuk menanganinya.
Ada beberapa jenis obat (biasanya dalam bentuk tablet) yang dapat digunakan untuk diabetes tipe 2. Anda juga mungkin diberikan kombinasi dari dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah Anda.

Metformin untuk mengurangi kadar gula darah

Metformin bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin. Ini obat pertama yang sering dianjurkan bagi penderita diabetes tipe 2.
Berbeda dengan obat-obat lain, metformin tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Karena itu obat ini biasanya diberikan untuk penderita yang mengalami kelebihan berat badan.
Tetapi metformin kadang-kadang dapat menyebabkan efek samping yang ringan, misalnya mual dan diare. Dokter juga tidak akan menganjurkan obat ini untuk penderita diabetes yang mengalami masalah ginjal.

Sulfonilurea untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas

Sulfonilurea berfungsi meningkatkan produksi insulin dalam pankreas. Penderita diabetes yang tidak dapat meminum metformin atau tidak kelebihan berat badan mungkin akan diberikan obat ini. Jika metformin kurang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah Anda, dokter mungkin akan mengkombinasikannya dengan sulfonilurea. Contoh-contoh obat ini adalah:
  • Glimepiride
  • Glibenclamide
  • Glipizide
  • Gliclazide
  • Gliquidone
Sulfonilurea akan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh sehingga dapat mempertinggi risiko hipoglikemia jika salah pemakaiannya. Selain itu, obat ini memiliki efek samping sebagai berikut:
  • Kenaikan berat badan
  • Mual dan muntah
  • Diare

Glitazone (thiazolidinedione) sebagai pemicu terhadap insulin

Glitazone (misalnya, pioglitazone) biasanya dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea, atau keduanya. Obat ini berfungsi membuat sel-sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin sehingga lebih banyak gula yang dipindahkan dari dalam darah.
Obat ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pada pergelangan kaki. Anda tidak dianjurkan untuk meminum pioglitazone jika pernah mengalami gagal jantung atau berisiko terkena patah tulang.
Di beberapa negara, risoglitazone yang merupakan salah satu jenis obat glitazone telah dicabut dari pasaran karena terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung seperti serangan jantung dan gagal jantung. Jika mengkonsumsinya, konsultasikanlah potensi efek sampingnya dengan dokter Anda.

Gliptin (dipeptidyl peptidase-4 inhibitor) sebagai pencegah pemecahan GLP-1

Gliptin atau penghambat DPP-4 mencegah pemecahan hormon GLP-1 (glucagon-like peptide-1). GLP-1 adalah hormon yang berperan dalam produksi insulin saat kadar gula darah tinggi. Dengan demikian, gliptin membantu menaikkan tingkat insulin saat kadar gula naik.
Gliptin (misalnya, linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, dan vildagliptin) dapat menghambat peningkatan kadar gula darah tinggi tanpa menyebabkan hipoglikemia. Obat ini tidak menyebabkan kenaikan berat badan dan biasanya diberikan jika penderita tidak bisa meminum sulfonilurea atau glitazone, atau dikombinasikan dengan keduanya.

Agonis GLP-1 sebagai pemicu insulin tanpa risiko hipoglikemia

Exenatide adalah agonis GLP-1 dengan kinerja yang mirip hormon GLP-1 alami. Obat ini diberikan melalui suntikan sebanyak dua kali sehari. Exenatide dapat memicu produksi insulin saat terjadi peningkatan kadar gula darah tanpa risiko hipoglikemia.
Sebagian besar penderita diabetes yang meminum exenatide juga dapat mengalami penurunan berat badan. Obat ini umumnya diberikan kepada penderita diabetes yang meminum metformin serta sulfonilurea dan mengalami obesitas.
Jenis agonis GLP-1 lainnya adalah liraglutide yang disuntikkan sekali dalam sehari. Penelitian membuktikan bahwa obat ini juga dapat menurunkan berat badan. Liraglutide juga umumnya diberikan pada penderita diabetes yang meminum metformin serta sulfonilurea dan mengalami obesitas.

Acarbose untuk memperlambat pencernaan karbohidrat

Acarbose memperlambat pencernaan karbohidrat menjadi gula dalam tubuh. Obat ini mencegah peningkatan kadar gula darah yang terlalu cepat setelah penderita diabetes makan.
Obat ini dapat menyebabkan efek samping diare dan perut kembung sehingga jarang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Tetapi dokter tetap akan memberikannya jika penderita tidak cocok meminum obat lain.

Nateglinide dan repaglinide untuk melepas insulin ke aliran darah

Kedua obat ini akan merangsang pankreas untuk melepaskan lebih banyak insulin ke aliran darah. Fungsi nateglinide dan repaglinide tidak dapat bertahan lama, tapi efektif saat diminum sebelum makan. Jadi meski jarang digunakan, keduanya dianjurkan jika penderita memiliki jadwal makan pada jam-jam yang tidak biasa.
Semua obat tetap memiliki efek samping, termasuk nateglinide dan repaglinide. Efek samping dari kedua obat ini adalah hipoglikemia dan kenaikan berat badan.

Terapi Insulin sebagai pendamping obat-obatan yang lainnya

Obat-obatan dalam bentuk tablet bisa menjadi kurang efektif untuk mengobati diabetes sehingga Anda membutuhkan terapi insulin. Terapi ini dapat diberikan untuk menggantikan atau bersamaan dengan obat-obatan di atas, tapi tergantung dosis dan cara pemakaiannya. Ada beberapa jenis insulin yang bisa digunakan. Di antaranya:
  • Insulin kerja cepat yang tidak bertahan lama, tapi bereaksi cepat.
  • Insulin kerja singkat yang dapat bertahan maksimal delapan jam.
  • Insulin kerja panjang yang dapat bertahan satu hari.
Pengobatan untuk penderita diabetes juga mungkin menggunakan kombinasi dari jenis-jenis insulin di atas.

Melakukan suntikan insulin untuk diri sendiri

Pemberian insulin umumnya lewat suntikan karena insulin akan dicerna dalam perut dan tidak bisa masuk ke dalam darah jika diminum dalam bentuk tablet.
Dokter akan menjelaskan kapan Anda membutuhkan pemakaian insulin. Pada tahap awal pemakaian, dokter biasanya akan membantu Anda untuk menyuntikkan insulin. Selanjutnya Anda diajari cara menyuntik dan menyimpan insulin serta membuang jarum dengan aman.
Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menyuntikkan insulin, yaitu lewat jarum dan alat suntik atau pena. Penderita diabetes umumnya membutuhkan 2-4 suntikan dalam sehari. Dokter atau perawat juga akan mengajari cara pemakaiannya pada teman dekat atau keluarga Anda.

Cara mengatasi hipoglikemia (kadar gula darah yang terlalu rendah)

Penderita diabetes tipe 2 umumnya menggunakan insulin atau jenis-jenis tablet tertentu untuk mengendalikan kadar gula darah. Metode pengobatan tersebut memiliki risiko untuk menyebabkan hipoglikemia.
Saat kadar gula darah Anda terlalu rendah, Anda akan mengalami hipoglikemia. Gejala-gejalanya antara lain rasa lemas, gemetaran, dan lapar. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan atau minuman manis.
Penanganan awal untuk penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia adalah dengan mengonsumsi sumber karbohidrat (minuman bergula atau tablet glukosa) yang dapat diserap dengan cepat. Setelah itu penderita boleh mengonsumsi sumber karbohidrat yang dapat bertahan lebih lama seperti sepotong wafer, sepotong roti isi, atau satu buah.
Langkah-langkah di atas umumnya dapat meningkatkan kadar gula darah agar kembali normal. Tetapi proses ini bisa membutuhkan waktu beberapa jam.
Hipoglikemia berat akan mengakibatkan penderita diabetes merasa linglung, mengantuk, bahkan kehilangan kesadaran. Jika mengalami kondisi ini, penderita diabetes harus segera diberi suntikan glukagon (hormon yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat) langsung pada otot atau vena. Dokter dapat mengajarkan cara penyuntikannya pada keluarga atau teman dekat Anda.

Alternatif dalam melakukan pengobatan penderita diabetes tipe 2

Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi (penyakit jantung, stroke, atau penyakit ginjal). Karena itu dokter biasanya akan menyarankan obat-obat berikut ini untuk mengurangi risiko komplikasi, yaitu:
  • Statin (misalnya, simvastatin) untuk mengurangi kadar kolestrol tinggi.
  • Obat penurun tekanan darah tinggi.
  • Obat-obatan ACE Inhibitor, seperti lisinopril, enalapril, atau ramipril, jika ada indikasi penyakit ginjal diabetik. Perkembangan penyakit yang ditandai dengan adanya protein albumin dalam urin ini dapat disembuhkan jika segera ditangani.

Berikut ini beberapa obat diabetes Tradisional yang bisa didapat secara Alami


1. Mengkudu Obat Diabetes Alami

Buah mengkudu banyak mengandung Proxeroni yang merupakan zat yang dapat membtuk alkaloid yang berfunsi untuk membuka pori pori sel, sehingga nutrisi akan mudah menyerap ke dalam tubuh. Kemampuan inilah yang membuat mengkudu cukup baik untuk dijadikan obat diabetes. caranya

  • Ambil 1 buah mengkud
  • Kemudian diblender, setelah itu peras airnya
  • Masukkan air atau ekstrak mengkudu ke dalam gelas
  • Jika Anda tidak tahan dengan rasa dan baunya, Anda juga bisa manambahkan sedikit madu

2. Mengobati diabetes dengan kunyit


Kunyit sangat mudah ditemukan di sekitar kita. Oleh karena itu, ini bisa menjadi obat diabetes alami yang paling mudah digunakan. Karena sudah tidak asing dengan tanaman yang satu ini, maka kunyit bisa dijadikan solusi alternatif untuk mengobati penyakit gula darah atau diabetes. Cara menggunakannya.


  •     ambil 1 rimpang kunyit dan tambahkan dengan setengah sendok garam.
  •     Kemudian rebus dalam satu liter air hingga air mendidih.
  •     Saring air rebusan tersebut dan biarkan agar dingin.
  •     Setelah dingin, minumlah air rebusan kunyit tersebut cukup setengah gelas saja.
  •     Minumlah secara teratur dua kali dalam satu minggu.

Dengan cara ini, kadar gula darah penderita diabetes akan stabil sehingga mencegah komplikasi penyakit lainnya.


3. Mengobati diabetes dengan tanaman mahkota dewa

Tanaman herbal lainnya yang mampu atasi penyakit diabetes adalah tanaman mahkota dewa. Bahkan kepopuleran tanaman mahkota dewa belakangan ini semakin naik karena manfaatnya yang begitu penting dalam pengobatan berbagai penyakit. Untuk mengobati penyakit diabetes dengan tanaman mahkota dewa juga tidak sulit.

  • Siapkan 3 hingga 5 potong tangkai tanaman mahkota dewa.
  • Kemudian tambahkan 3 lembar daun salam dan cuci hingga bersih.
  • Rebus menggunakan air 3 gelas dan terus rebus agar mendidih sampai air hanya tersisa setengah gelas.
  • Minumlah air rebusan tersebut setiap hari agar penyakit diabetes bisa diatasi.
Anda dapat mencoba tips membuat obat diabetes alami ini sendiri di rumah.


4. Mengobati penyakit diabetes dengan tanaman brotowali

Ini merupakan tanaman obat yang sudah dikenal sejak lama. Rasanya yang pahit sering dibuat untuk campuran jamu sehingga sangat khas. Khasiatnya yang ampuh untuk mengatasi berbagai penyakit membuatnya semakin populer di kalangan masyarakat. Salah satu manfaatnya yang cukup ajaib yaitu untuk menyembuhkan penyakit gula darah ini. Resep pengobatan diabetes dengan tanaman brotowali juga sangat mudah dibuat. Caranya.

  • Ambil batang tanaman brotowali kira-kira sebesar jari atau 10cm.
  • Tambahkan satu genggam akar pepaya dan rebus kedua bahan alami tersebut.
  • Rebus hingga mendidih dan biarkan agar dingin baru minum air rebusan tersebut untuk mengobati penyakit diabetes.
5. Daun kemangi

Daun kemangi merupakan tanaman alami yang dapat mengatasi masalah penyakit diabetes. Kemangi merupakan daun yang biasa digunakan sebagai lalapan dan biasa dimakan dengan menggunakan sambal. Dan lebih ikmat lagi, kemangi yang disandingkan dengan akan lele pasti akan sangat menggoda selera. Namun dibalik itu, manfaat daun kemangi juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit gula darah. Daun kemangi memiliki suatu kandungan yang dapat membantu proses sekresi insulin pada tubuh, jadi kadar gula darah akan tetap stabil. Cara mengonsumsinya pun seperti biasa dan cukup digunakan sebagai lalapan. Karena kemangi dikonsumsi dalam keadaan mentah, maka pastikan kebersihannya terjaga.

6. Buncis

Buncis juga menjadi salah satu obat diabetes yang cukup efektif. hal ini karena kandungan B-sitosterol pada buncis bisa mempercepat produksi insulin di dalam tubuh, namun tetap menjaga insulin tetap normal di dalam tubuh. Buncis obat diabetes ini mampu mengurangi gula darah jika Anda bisa mengolahnya dengan benar. Berikut cara membuat obat diabetes alami dari Buncis :

  •     Siapkan 1/2 Kg yang sudah dicuci bersih
  •     Kemudian buncis di rebus menggunakan 2 gelas air.
  •     Setelah mendidih angkat buncis dan masukkan ke dalam gelas.
  •     Minum ramuan alami tersebut pagi dan malam sebelum tidur.

Jika Anda tidak mau repot, Anda juga bisa memakannya secara mentah atau menjadikan buncis sebagai jus, namun jangan ditambahkan gula.


--> SELANJUTNYA


Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.
Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesiona